Yang ku sebut "dia", bahagiaku
Aku tidak sengaja bertemu dengan satu lelaki ini. Dia berbeda dengan lelaki lain yang pernah ku temui, dia bisa membuat ku tersenyum tulus bagaimana pun keadaannya, tertawa bahagia ku muncul saat dia hadir di kehidupan ku. Kami sering bertukar cerita, mengenal satu sama lain, memahami sifat dan perilaku satu sama lain.
Awalnya ku ragu dengan dia, dia hanya orang baru yang ingin mempermainkan hatiku saja, pikirku. Tapi semua tidak sama seperti apa yang ku pikirkan, dia adalah orang yang baik, tidak menuntut ku harus menjadi sempurna, dan yang ku suka darinya adalah saat ku sedang marah ia selalu membuat lelucon kecil agar aku bisa tersenyum kembali, terlebih lagi dia selalu mengusahakan hal apapun untukku agar aku bahagia.
Pernah dia menawarkan cintanya kepadaku, namun aku masih takut dengan cinta. Saat aku dan dia memulai obrolan yang lebih mendalam, tidak sengaja muncul di pikiran ku untuk menanyakan sesuatu hal yang ingin sekali ku tahu dengan jawabannya.
"Bagaimana jika kamu mencintai seseorang, tapi seseorang itu sudah dimiliki oleh orang lain dan kamu sudah mengorbankan banyak hal demi mendapatkan nya. Apakah kamu ingin menyerah atau bertahan?" tanyaku. "Seandainya kalau ada dua orang yang sedang lomba lari, waktu distart seharusnya dilepas bersamaan atau salah satu ditahan biar yang menang satunya" jawabnya. Mungkin aku sempat bingung dengan kalimat itu, namun ku jawab "ya pastinya dilepas bersamaan". "Diskualifikasi jika ada kecurangan tapi ini hanya beda waktu datang, belum telat" ujarnya. Aku terdiam sesaat, dan aku menyadari makna dari jawaban itu.
Tidak ada habisnya cara dia untuk membuatku yakin kepadanya. Dia berhasil meyakinkan ku tepatnya di bulan September tahun 2023, aku mencoba membukakan pintu hatiku kepada dia. Hari demi hari kita jalani tanpa adanya masalah. Memang, beberapa hari kemudian kita bergaduh, beradu ego satu sama lain, menyalahkan diri sendiri. Namun, yang ku suka dari dirinya ialah dia selalu mengalah dan memperbaikinya. Tidak dengan kata "meninggalkan" dan "mengabaikan".
Saatku berbincang dengan dia di telfon, dia bilang "kamu suka lagu yang berjudul sampai jadi debu dari Banda Neira, kan?" tanyanya. Dan aku menjawab "Iya, itu salah satu lagu yang paling ku sukai, kenapa?". "Tidak apa apa, aku berharap, aku dan kamu bisa seperti judul lagu itu, semoga saja hihi" bilangnya sambil tertawa kecil. "Ahh bisa aja, semoga.. semoga mu segera tersemoga kan" jawabku sambil tersenyum.
Liat selengkapnya Klik Disini
Komentar
Posting Komentar